IHSG berdarah-darah, saham Bank Jumbo yang patut disalahkan

Uncategorized47 Dilihat


Jakarta, CNBC Indonesia – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah lebih dari 1% pada perdagangan Kamis (5 Februari 2024), setelah bank sentral Amerika Serikat (AS) kembali mempertahankan suku bunga acuannya dan tidak akan menurunkannya dalam waktu dekat.

Hingga akhir perdagangan, indeks IHSG turun 1,61% menjadi 7.117,42. Bahkan IHSG ambruk lebih dari 2% dan menyentuh level psikologis 7000.

Nilai transaksi indeks mencapai Rp17 triliun pada perdagangan hari ini, dengan volume transaksi mencapai 19 miliar lembar saham dan 1,3 juta lembar saham yang diperdagangkan.

Hampir seluruh sektor memberikan tekanan pada IHSG pada akhir perdagangan. Hanya sektor kesehatan dan manufaktur yang menghijau hari ini, masing-masing sebesar 0,12% dan 0,11%.

Beberapa saham juga mengalami tekanan (tertinggal) IHSG berdasarkan hasil perdagangan hari ini. Berikut daftarnya.

Saham-saham raksasa perbankan menjadi pemberat utama IHSG pada perdagangan hari ini, dengan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) menjadi peraih terbesar dengan 51,9 poin indeks.

IHSG kembali melemah hingga ambruk lebih dari 1% Diduga karena merespons keputusan bank sentral AS yang kembali menahan suku bunga semalam atau Kamis dini hari waktu Indonesia.

Suku bunga The Fed tetap berada pada level tinggi yakni 5,25-5,50% untuk keenam kalinya berturut-turut.

The Fed menegaskan tidak akan ada kenaikan suku bunga pada tahun ini. Namun, mereka juga menyebut belum ada kemajuan signifikan dalam penurunan inflasi sehingga mereka akan menunggu lebih banyak data pendukung sebelum memangkas suku bunga acuan.

The Fed pada rapat Federal Open Market Committee (FOMC) menaikkan suku bunga sebesar 525 bps. dari Maret 2022 hingga Juli 2023. Mereka kemudian mempertahankan suku bunga di 5,25-5,50% pada September, November, Desember 2023, Januari 2024, Maret. 2024 dan Mei 2024

Baca Juga  Gelar Fansign 5 Kota di Korea Selatan, U-KNOW Habiskan Waktu yang Berarti Bersama Penggemar

Akibatnya, pasar memandang prospek penurunan suku bunga masih jauh dari perkiraan awal. Hal ini menimbulkan kekhawatiran terhadap aset berisiko sehingga investor cenderung beralih ke aset atau aset yang lebih konservatif. Suaka.

RISET CNBC INDONESIA

[email protected]

Penolakan tanggung jawab: Artikel ini merupakan produk jurnalistik berdasarkan pandangan Riset CNBC Indonesia. Analisis ini tidak dimaksudkan untuk mendorong pembaca membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada di tangan pembaca dan kami tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan ini.

[Gambas:Video CNBC]

Artikel selanjutnya

IHSG kembali lesu setelah mencetak rekor, saham inilah yang patut disalahkan

(bhd/bhd)


Quoted From Many Source

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *