BI rate naik jadi 6,25%, ini komentar bankir

Uncategorized11 Dilihat


Jakarta, CNBC Indonesia – Bank Indonesia (BI) memutuskan menaikkan suku bunga dasar atau BI rate menjadi 6,25% pada April 2024. Suku bunga deposito meningkat menjadi 5,50%, dan pinjaman – menjadi 7%.

“Rapat Dewan Gubernur memutuskan untuk menaikkan BI rate,” kata Gubernur BI Perry Vargio dalam konferensi pers, Rabu (24 April 2024).

Para bankir juga bereaksi terhadap keputusan ini.

Direktur Utama Bank Central Asia (BCA) Jahja Setiatmadja memuji keputusan bank sentral Indonesia tersebut. Menurut dia, menaikkan suku bunga sangat disarankan.

“Ini tindakan yang sangat penting dan benar-benar tepat, dapat menghemat cadangan dolar dan meningkatkan kepercayaan investor,” kata Jahya kepada CNBC Indonesia, Rabu (24 April 2024).

Ia juga menyoroti perbandingan kisaran kenaikan suku bunga acuan BI dan bank sentral AS, Federal Reserve (FRS). Saat ini kenaikan suku bunga The Fed (FFR) sebesar 5%, sedangkan BI hanya 2,5%.

“Apalagi selisih antara The Fed menaikkan suku bunga sebesar 5% dan menaikkan BI sebesar 2,5% saja sejauh ini sangat bagus dan besar,” kata Jahja.

Dari segi dampak, Jahja mengatakan rasio pinjaman terhadap tabungan atau rasio pinjaman terhadap simpanan (LDR) di BCA saat ini masih berkisar 71%. Kondisi ini masih lebih rendah dibandingkan dengan industri perbankan yang mencapai 80-82%. Oleh karena itu, bank terbesar di Indonesia tidak akan menaikkan biaya dana atau biaya dana (KOF) saat ini.

“LDR BCA masih rendah sehingga belum tentu perlu dinaikkan. pengeluaran“Kami akan pantau dulu,” kata Jahya.

Senada, Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Darmawan Junaidi mengatakan kenaikan suku bunga dasar akan mengurangi tekanan terhadap rupee di pasar spot.

Baca Juga  Dolar AS Sudah Tembus Rp 15.400, Itu Salahnya!

“Kinerja perbankan juga pasti akan terpengaruh karena biaya pendanaannya akan meningkat, sementara ekspektasi sektor riil terhadap pembiayaan (kredit) bank dengan bunga tidak akan lebih tinggi,” ujarnya.

Bank Mandiri memandang kenaikan suku bunga merupakan langkah “preventif dan proaktif” yang dilakukan Bank Sentral untuk memastikan stabilitas perekonomian dan pasar keuangan tetap terjaga di tengah meningkatnya risiko global.

Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri Teuku Ali Usman mengatakan risiko tersebut antara lain konflik geopolitik di Timur Tengah dan kemungkinan tertundanya penurunan suku bunga FFR.

“Dalam hal ini, kami meyakini menjaga stabilitas keuangan sangat penting bagi sektor keuangan khususnya perbankan dan makroekonomi agar dapat menerapkan strategi yang lebih efektif dan cerdas dalam menghadapi berbagai ketidakpastian dan fluktuasi global,” kata Ali dalam keterangannya. . .

Sementara itu, Direktur Bank Oke Indonesia Efdinal Alamsyah menilai kenaikan suku bunga dasar akan berdampak pada pertumbuhan secara keseluruhan biaya dana karena kenaikan suku bunga dana pihak ketiga (DPK) biasanya segera terjadi.

“Akan ada peningkatan biaya dana pemicu “Untuk menaikkan suku bunga pinjaman yang disalurkan perbankan,” ujarnya.

[Gambas:Video CNBC]

Artikel berikutnya

BI kembali menahan suku bunga, ini keputusan akhir

(mx/mx)


Quoted From Many Source

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *